MASALAH UTAMA SETIAP PEREKONOMIAN



MASALAH UTAMA SETIAP
PEREKONOMIAN

            Setiap Negara di dunia ini mempunyai konsepnya sendiri-sendiri mengenai arah perkembangan perekonomiannya. Untuk itu, mereka pun telah memilih corak atau system perekonomian yang dirasa cocok dengan keadaannya masing-masing. Semua system perekonomian yang dewasa ini terdapat di dunia, pasti ada penganutnya.
            Namun demikian, apa pun system ekonomi yang dianut oleh suatu perekonomian, ada dua hal khusus yang pasti dihadapi, yaitu:
Keterbatasan sumber-sumber (limits of resources). dan
Masalah kependudukan (population problems).

KETERBATASAN SUMBER-SUMBER

            Sumber-sumber yang tersedia bagi suatu perekonomian itu terbatas adanya. Artinya, sedikit sekali barang-barang yang memiliki sifat bebas. Selain udara, sudah sangat sulit untuk menemukan jenis barang yang bersifa free goods seperti itu. Inilah yang memeksa orang untuk tunduk kepada The Law of Scarcity (hukum kelangkaan), yang berbunyi: untuk mendapatkan barang yang langka, orang harus mengorbankan sesuatu lebih dahulu.
            Semua itu, memaksa manusia untuk menghadapi masalah pemilihan (the problem of choice) yang memang merupakan masalah utama didalam ilmu ekonomi. Scarcity (kelangkaan) dan choice (pemilihan) itu pada akhinyamemaksa manusia unyukmenyadari bahwa apabila sesuatu sumber telah dipilih atau diambil, maka itu akan berarti hilangnya semua alternatif penggunaan yang lainnya juga. Untuk memperoleh atau menggunakan sesuatu barang, haruslah dikorbankan barang yang lainnya. Prinsip ini dikenal sebagai The Principle of Opportunity cost. Besarnya pengorbanan itu sendiri adalah sebesar opportunity cost barang yang diinginkan.
Production – possibility curve
            Dengan sumber-sumber (resourcity) yang terbatas jumlahnya, serta kesemuanya dipakai sedemikian rupa sehingga tiada satu pun yang menganggur  (disebut full employment), maka suatu bangsa akan menghadapi soal pemilihan tentang apa yang harus di perbuat. Biasanya, dalam soal seperti ini dipakai contoh dua jenis barang, yaitu mentega dan senjata. Yang dimaksud kedua jenis barang itu adalah masing-masing mewakili barang-barang yang dihasilkkan di masa damai (diwakili mentega) dan barang-barang yang dihasilkan di masa perang (diwakili senjata). Namun demikian, penyebutan dua jenis barang itu dapat pula di ubah-ubah.
            Hal seperti ini dapat kita lihat pada gambar dibawah ini. Gambar itu menyebutkan dengan jelas , bahwa apabila sumber ang ada dipakai untuk menghasilkan mentega maka tidak akan ada snjata yang dihasilkan sama sekali, demikian pula sebaliknya.



            Kurva diatas disebut production possibility (curve/ frontier/ boundary), disebut juga dengan transformation, yaitu pengalihan/ pergeseran. Sebagai cacatan pentingperlu diketahui disini, bahwa kurva itu dibuat dengan berdasarkan tiga buah asumsi, yakni:
sumber-sumber adalah terbatas
tingkat teknologi adalah tertentu, dan
perekonomian berada dalam keadaan  full employment.
            Bagian terahir yang harus di bicarakan dalam persoalan ini adalah tentang bentuk kurva itu, sebagai mana terlihat cembung (convex), yakni yang disebut hukum hasil yang semaki berkurang (The Law of Dimishing return). Hokum yang dikemukakan oleh ahli ekonomi Inggris yang bernama David Ricardo lewat bukunya yang berjudul Principle of Political Economy And Taxation.
             Adapun Principle of Political Economy And Taxation yang dikemukakanya itu berbunyi:
            Apabila input dari suatu sumber tertentu ditambah dengan pertambahan yang sama pada setiap waktu tertentu, sedangkan input sumber-sumber lain idak berubah jumlahnya, maka hasil totalnya pun akan meningkat, tetapi sesudah suatu titik tetentu, kenaikan output tambahannya akan senantiasa kian menjadi berkurang.

MASALAH KEPENDUDUKAN
           
            Para ahli ekonomi sangat tertarik kepada masala kependudukan (dmografi- demography) karena penduduk itulah yang melakukan produksi maupun konsumsi masalah kependudukanini masuk ke dalam ilmu ekonomi adalah erat kaitannya dengan The Law of Dimishing return .
            Teori penduduk maltus The Law of Dimishing return sebenarnya memiliki kaitan dengan ilmu kependudukan. Masalah utama yang dibicarakan didalam  Law of Dimishing return itu sendiri adalah masalah tenaga kerja sebagai input proses produksi. Didalam bukunya (Essay on the principle of population) malthus mengemukakan pendapatnya bahwa penduduk apabila dibiarkan saja, maka jumlahnya akan berkembang secara deret ukur (ex:1.2.4.8.16.32.64.128.25.512…..).
            Dari pandangannya itu, malthus selanjutnya menyatakan bahwa: jumlah pendudukakan selalu bertambah dangan adanya alat pemuas kebutuhan, jumlah penduduk dibatasi oleh tersedia/ tidaknya alat pemuas kebutuhan, perkembangan jumlah pnduduk dapat dihambat dengan dua checks, yaitu: positive checks, yang diantara lain terdiridari penyakit, bencana kelaparan, penyakit sampar,malapetaka perang, dan sebagainya, dan repressive atau preventive checks yang berbentuk penundaan perkawinan, dan moralrestrain (pengekangan moral).
            Sebenarnya teori penduduk makthus ini berjalan beriringan dengan teori upah. Apabila para pekerja menerima upah yang baik, maka mereka tidak akan ragu untuk menambah jumlah anak-anak mereka. Sehingga kemampuan memberi kecukupan pada anak-anak sampai pada batasnya Penduduk pun, khususnya anak-anak, tertimpa keadaan kekurangan gizi, pelbagai penyakit, serta epindemi yang ganas.pada akhirnya, jumlah penduduk merosot turun lagi sampaikepada suatu jumlah yang dapat dipotong leh alat-alat pemuas kebutuhan yang tersedia.

Jumlah Penduduk dan Kemakmuran

            Masalah utama yang sering di teliti ahli demografi adalah sampai sejauh manakah suatu daerah mampu memberi makan penduduk yang menghuninya.untuk memahami ini, maka terlebih dahulu haruslah dipahami yang dimaksud pendapat penduduk maksimum, dan pendapat penduduk optimum.
            Penduduk maksimum adalah jumlah penduduk yang dapat dihidupi oleh suatu daerah tertentu, menurut tingkat hidup yang berlaku di situ, serta kebutuhannya akan barang-barangprimer secara minimal. Hubungan jumlah penduduk  dan las tanah dinyatakan dengan suatu angka yang diantara kapasitas penduduk, missal, 1000 orang per kilometre per segi berarti 1000 itu merupakan maximum population sedang 1000 orang per kilometre per segi merupakan kapasitas penduduk.Dalam pada itu, kemajuan teknologi tidak kurang pula peranannya dalam mempengaruhi kapasitas penduduk ini.
            Adapun penduduk optimum adalah over populated (padat penduduk optimum), tingkat optimum population ini dicapai apabila output fisik per kapita (orang) adalah tinggi.hendaknya diketahui bahwa suatu daerah itu dapat atau mungkin saja mengalami over populated, sebagaimana juga terbuka kemungkinannya untuk berkeadaan underpopulated.




0 komentar:

Posting Komentar

ABOUT VARIASY

Foto saya
Banyuwangi, Jawa Timur, Indonesia
Variasy merupakan Media pers dibawah naungan BEM-J Ekonomi Syari'ah Blog ini milik Prodi Ekonomi Syari'ah (ESY) Sekolah Tinggi Agama Islam Darussalam (STAIDA)Banyuwangi ini merupakan media kreatifitas milik mahasiswa ESY STAIDA Blokagung Banyuwangi Jawa timur Salam Kreativitas. . .