Penentu Kegiatan Ekonomi Negara: Pandangan Klasik dan Keynes



RESENSI EKONOMI MAKRO

Penentu Kegiatan Ekonomi Negara:
Pandangan Klasik dan Keynes

KELOMPOK 7
 





Disusun oleh:

Moh.Imron Al Hadi
Taufikurahman
Nu’man Rizqi Sya’bani
Viki Yulianto


EKONOMI SYARI’AH
(ESY)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM DARUSSALAM
( STAIDA )
BLOKAGUNG TEGALSARI BANYUWANGI
2011


Penentuan Tingkat Ekonomi Negara: Pandangan Klasik dan Keynes
Pada bab satu dikatakan bahwa para ahli ekonomi bermazhab klasik berkeyakinan
bahwa perekonomian pada umumnya akan selalu mencapai tingkat penggunaan tenaga
kerja penuh pengangguran bukanlah hal yang selalu berlaku dalam perekonomian,
menurut mereka pengangguran merupakan sementara sifatnya. Yang didasarkan pada dua keyakinan, yaitu:
1.      Fleksibilitas tingkat bunga akan mewujudkan kesamaan/keseimbangan antara penawaran agregat dan permintaan agregat dari jumlah tabungan dan investasi pada kondisi penggunaan tenaga kerja penuh.
Tingkat bunga akan menentukan besarnya tabungan rumah tangga maupun investasi yang akan dilakukan oleh perusahaan dalam perekonomian. Menurut para ahli, tingkat suku bunga akan berubah-ubah sampai mencapai tingkat keseimbangan di mana besarnya tabungan = investasi
2.       Fleksibilitas tingkat upah akan mewujudkan keadaan di mana permintaan dan penawaran tenaga kerja akan mencapai keseimbangan pada penggunaan tenaga kerja penuh.
Para ahli ekonomi klasik beryakinan apabila terjadi pengangguran, mekanisme pasar akan menciptakan penyesuaian-penyesuaian di dalam pasar tenaga kerja sehingga pengangguran pada akhirnya dapat dihapuskan. Asumsi yang digunakan para ahli ekonomi klasik antara lain :
» Para pengusaha akan selalu mencari keuntungan yang maksimum
»Keuntungan maksimum akan dicapai pada keadaan di mana upah adalah sama                                                      dengan produksi marjinal (biaya untuk memproduksi tambahan produk baru).
John Maynard Keynes mengemukakan kritik-kritik terhadap pandangan itu dalam
bukunya: The General Teory of Employment, Interest and Money.
Pandangan ahli ekonomi klasik

Pandangan diatas didasarkan pada keyakinan bahwa di dalam perekonomian tidak akan terdapat kekurangan permintaan.

Keyakinan ahli-ahli ekonomi klasik bahwa penawaran akan selalu menciptakan
permintaan dapat dengan jelas dilihat dari pandangan Jean Batiste Say (1767-1832)
adalah seorang pakar ekonomi kelahiran Perancis penawaran akan menciptakan
permintaan terhadapnya. Menurut Say dalam perekonomian bebas atau liberal tidak  akan terjadi “produksi berlebihan” (over production) yang sifatnya menyeluruh, begitu
juga pengangguran total tidak akan terjadi. Yang mungkin terjadi menurut Say ialah
kelebihan produksi yang sifatnya sektoral dan juga pengangguran yang sifatnya terbatas
(pengangguran friksi).

Corak kegiatan ekonomi subsisten

Didalam perekonomian subsisten tidak terdapat penabungan. Ini berarti seluruh
pendapatan sektor rumah tangga akan dibelanjakan.
 Dan pendapatan sektor rumah tangga  di peroleh dari faktor-faktor produksi  yaitu gaji dan upah yang di terimatenaga kerja, bunga keatas modal yang di pinjam , sewa yang di peroleh dari tanah dan harta , dan keuntungan pengusaha.                

Corak kegiatan perekonomian modern

Dalam perekonomian yang lebih maju, penerima-penerima pendapatan akan
menyisihkan sebagian pendapatan mereka untuk ditabung. Tabungan ini akan
dipinjamkan kepada pengusaha yang akan menggunakannya untuk investasi, yaitu
melakukan pembelian barang-barang modal.

fleksibilitas tingkat bunga
Menurut pendapat ahli-ahli ekonomi klasik keadaan seperti itu akan terjadi Karena tingkat bunga menentukan besarnya tabungan maupun investasi yang akan dilakukan dalam perekonomian. Perubahan-perubahan tingkat bunga akan terus berlangsung sebelum kesamaan diantara jumlah tabungan dengan jumlah investasi tercapai.
Oleh sebab itu tabungan rumah tangga pada waktu perekonomian mencapai penggunaan
tenaga kerja penuh akan selalu sama dengan jumlah seluruh investasi yang akan
dilakukan oleh para pengusaha, maka dalam perekonomian pengeluaran agregat pada
pada penggunaan tenaga kerja penuh akan selalu sama dengan penawaran agregat pada
penggunaan tenaga kerja penuh

Penetuan Tingkat Kegiatan Perekonomian
Disebabkan oleh kedua-dua keyakinan yang diterangkan di atas yaitu fleksibilitas
tingkat bunga menyebabkan penawaran agregat pada penggunaan tenaga kerja penuh
akan selalu sama dengan permintaan agregat.
Tinggi tingkat perekonomian Negara ditentukan oleh:
• Jumlah barang-barang modal yang tersedia dan digunakan dalam perekonomian   
·   Jumlah dan kualitas tenaga kerja yang tersedia dalam perekonomian  
• Jumlah dan jenis kekayaan alam yang digunakan  
• Tingkat tekhnologi yang digunakan  
Analisis-analisis yang dikemukakan oleh ahli-ahli ekonomi klasik tidak dapat
memberikan penjelasan mengenai sebab-sebabnya pengangguran yang disebabkan oleh
kekurangan permintaan agrgat dapat terjadi.
Mereka sama sekali tidak membuat analisis tentang factor-faktor yang menentukan
tingkat permintaan agregat yang dicapai dalam suatu perekonomian.
Keynes berpendapat: penggunaan tenaga kerja penuh adalah keadaan yang jarang terjadi,
dan hal itu disebabkan karena kekurangan permintaan agregat yang wujud dalam
perekonomian.
Keynes tidak sependapat dengan pandangan ahli ekonomi klasik yang menyatakan bahwa, tingkat tabungan maupun tingkat investasi sepenuhnya ditentukan oleh tingkat bunga.

Menurut Keynes besarnya tabungan yang dilakukan oleh rumahtangga bukan tergantung
kepada tinggi rendahnya tingkat bunga. Ia terutama tergantung pada kepada besar
kecilnya tingkat pendapatan rumahtangga itu.
Ini berarti menurut pendapat Keynes, jumlah pendapatan yang diterima rumahtangga –
dan bukan tingkat bunga – yang menjadi penentu utama dari jumlah tabungan yang akan
dilakukan oleh rumahtangga.
Jumlah tabungan yang diwujudkan adalah pada saat perekonomian mencapai penggunaan
tingkat tenaga kerja penuh, hal ini sesuai dengan pandangan klasik;
• Apabila tingkat tabungan rendah, tabungan masyarakat negatif.
• Semakin tinggi pendapatan nasional, semakin banyak tabungan masyarakat.

Kalau dibandingkan pendapat-pendapat ahli-ahli ekonomi klasik dengan kenyataan yang
sebenarnya wujud dalam suatu perekonomian modern, akan dilihat bahwa tingkat upah
tidak mudah mengalami penurunan.
Menurut Keynes, dalam mempelajari dan menganalisis masalah pengangguran dalam
keseluruhan ekonomi, pemisahan bahwa “keadaan-keadaan lainnya tidak berunah” atau
“ceteris paribus” tidak boleh digunakan.
Pada hakikatnya analisis itu berpendapat bahwa tingkat ekonomi Negara ditentukan oleh
besarnya permintaan efektif, yaitu permintaan yang ditentukan oleh kemampuan untuk
membayar barang-barang dan jasa-jasa yang diminta tersebut, yang wujud dalam
perekonomian.
Dalam analisisnya Keynes membagikan permintaan agregat kepada dua jenis
pengeluaran: pengeluaran konsumsi oleh rumahtangga dan penanaman modal oleh
pengusaha.
Akan tetapi, dalam analisis makro ekonomi, pengeluaran pemerintah dan ekspor juga ikut mempengaruhi pengeluaran agregat. Berikut adalah penjelasan faktor yang mempengaruhi permintaan agregat :
Konsumsi dan Investasi.
Pengeluaran konsumsi yang dilakukan oleh sektor rumah tangga dalam perekonomian tergantung dari besarnya pendapatan. Perbandingan antara besarnya konsumsi dengan jumlah pendapatan disebut kecondongan mengkonsumsi (MPC = Marginal Propensity to Consume). Semakin besar MPC semakin besar pula pendapatan yang digunakan untuk kegiatan konsumsi dan sebaliknya.
Pada kondisi negara yang MPC-nya rendah, maka akan menyebabkan selisih antara produksi nasional (dengan asumsi full employment) dengan tingkat konsumsi (penggunaan produk) menjadi semakin besar. Agar mencapai penggunaan tenaga kerja penuh, para pengusaha perlu melakukan investasi sebesar selisih antara tingkat konsumsi dan produksi tersebut.  
Jika besarnya investasi tidak mencapai jumlah tersebut, maka akan terjadi pengangguran. Karena kondisi tersebut dalam kondisi nyata tidak selalu tercapai, maka pengangguran akan selalu ada.
Untuk investasi, seperti yang telah disebutkan di atas, dipengaruhi oleh tingkat bunga dan efisiensi marjinal modal.
Tingkat bunga menurut Keynes dipengaruhi oleh jumlah permintaan uang (yaitu keinginan masyarakat untuk memperoleh uang untuk digunakan untuk berbagai keperluan seperti transaksi, tabungan, spekulasi dan atau untuk kebutuhan mendadak) dan jumlah penawaran uang (yaitu uang yang ada dalam perekonomian dan dapat digunakan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan barang dan jasa).
Apabila penawaran uang > permintaan uang, maka tingkat suku bunga akan naik untuk menyerap kelebihan dana yang beredar di masyarakat, dan sebaliknya jika penawaran uang < permintaan uang, suku bunga tabungan akan turun agar masyarakat memilih untuk berinvestasi dan mencairkan tabungannya sehingga jumlah penawaran uang akan meningkat.
Efisiensi marjinal modal yaitu tingkat pengembalian atas modal yang ditanamkan yang dipengaruhi oleh faktor seperti kondisi ekonomi sekarang, penggunaan teknologi dan ramalan prospek ekonomi di masa mendatang. Semakin tinggi tingkat efisiensi modal semakin besar pula investasi dan sebaliknya.
Pengeluaran Pemerintah dan Ekspor
Dalam analisis makroekonomi dan perhitungan pendapatan nasional (dengan pendekatan pengeluaran) pengeluaran pemerintah dan ekspor juga merupakan bentuk pengeluaran.

Besarnya tingkat pengeluaran pemerintah akan mempengaruhi produksi nasional karena pemerintah sendiri merupakan konsumen yang besar. Sehingga konsumsi dari pemerintah juga mencakup sebagian besar dari konsumsi nasional.
Ekspor menunjukkan permintaan efektif yang berasal dari luar negeri. Semakin besar ekspor semakin banyak pula produksi nasional yang dikonsumsi.


4
 
4
 



0 komentar:

Posting Komentar

ABOUT VARIASY

Foto saya
Banyuwangi, Jawa Timur, Indonesia
Variasy merupakan Media pers dibawah naungan BEM-J Ekonomi Syari'ah Blog ini milik Prodi Ekonomi Syari'ah (ESY) Sekolah Tinggi Agama Islam Darussalam (STAIDA)Banyuwangi ini merupakan media kreatifitas milik mahasiswa ESY STAIDA Blokagung Banyuwangi Jawa timur Salam Kreativitas. . .