INFLASI DAN KONJUNGTUR



RESUME


BAB VI
INFLASI DAN KONJUNGTUR

Dosen Pembimbing :
Lely Ana Ferawati Eka Ningsih, SE., MH, MM



 

  

 Oleh :
GHUFRON MA’MUN
MUHTAR HIDAYAT
IZZA AFKARINA
DEVI WIDIYANTI

 

JURUSAN

EKONOMI  SYARI’AH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM DARUSSALAM (STAIDA)
BLOKAGUNG TEGALSARI
BANYUWANGI
2011


BAB VI
INFLASI DAN KONJUNGTUR

6.1. PENGERTIAN DAN SEBAB – SEBAB TERJADINYA INFLASI

            Inflasi adalah proses kenaikan harga – harga secara umum dam terus menerus. Kenaikan harga secara umum disini dalam arti bahwa kenaikan harga bukan untuk hanya satu atau dua macam barang, kemudian suatu barang  dikatakan inflasi apabila kenaikan dari harga satu atau dua macam barang – barang tersebut meluas dan mengakibatkan kenaikan harga – harga sebagian besar barang – barang yang lain. Sedangkan yang dimaksud  kenaikan harga secara terus menerus disini artinya bahwa inflasi tidak dapat diartikan kenaikan harga – harga karena musim atau hari – hari menjelang lebaran.

            Tetapi sebaiknya, kadang – kadang sebagian harga barang – barang diatur oleh pemerintah. Sehingga walaupun harga naik , pemerintah tetap mencatat tidak terjadi kenaikan harga. Kemungkinan yang terjadi di pasar, terdapat perbedaan antara harga resmi pemerintah dengan harga – harga tidak resmi dimana harga tidak reasmi lebih tinggi dari harga resmi. Kalau gejala semacam ini meluas, sebenarnya telah terjadi inflasi. Inflasi yang demikian disebut dengan inflasi yang ditutup – tutupi (suppressed inflation).

            Tentang sebab – sebab mengapa inflasi bisa terjadi, hal ini antara lain disebabkan karena :

  1. Pemerintah terlalu berambisi untuk menyerap sumber – sumber ekonomi yang dilepaskan oleh swasta pada tingkat yang berlaku.

  1. Berbagai golongan ekonomi dalam masyarakat berusaha memperoleh tambahan pendapatan relatife lebih besar daripada kenaikan produktivitas mereka.

  1. Pengaruh alam seperti musim banjir dan lain – lain yang dapat mempengaruji kenaikan harga secara terus menerus.

  1. Pengaruh inflasi luar negeri, terlebih apabila Negara yang bersangkutan mempunyai system perekonomian yang terbuka.


6.2. MACAM – MACAM INFLASI

  1. Menurut tingkat perubahannya (parah tidaknya) :
    1. Inflasi Ringan : kurang dari 10% pertahun,
    2. Inflasi Sedang : antara 10% - 30% pertahun.
    3. Inflasi Berat    : antara 30% - 100% pertahun.
    4. Inflasi Hyper   : lebih dari 100% pertahun.

  1. Menurut sebab – sebabnya :

    1. Demand Puli Inflation, yaitu inflasi yang timbul karena permintaan masyarakat terhadap barang – barang terlalu kuat dan besar melebihi output yang ada dalam perekonomian tersebut.


  1. Menurut asalnya :

    1. Domistin Inflation, yaitu inflasi yang berasal dari dalam negeri. Yang diakibatkan oleh antara lain : adanya deficit anggaran belanja yang dibiayai dengan mencetak uang baru atau munkin adanya kegagalan panen dan sebagainya.

    1. Imported Inflation, yaitu yang berasal dari luar negeri, yang antara lain timbul karena kenaikan harga – harga di Negara perdagangan, yang berpengaruh menimbulkan kenaikan harga barang – barang dalaam negeri karena kemungkinan ada kenaikan harga barang – barang impor mengakibatkan kenaikan pengeluaran pemerintah atau swasta yang berusaha  mengimbangi kenaikan impor.

  1. Menurut tekanannya :

    1. Creeping Inflation, yaitu inflasi dimana kenaikan harga yang terjadi bergerak  secara berlahan – lahan.

    1. Hyper Inflation, yaitu inflasi dimana kenaikan harga terjadi secara cepat.



6.3.    KONJUNGTUR

            Konjungtur atau fluktuasi ekonomidapat diartikan suatu perkembangan yang terus menerus dan kemudian diikuti oleh kemrosotan harga dan kegiatan – kegiatan yang lain.

            Konjungtur atau fluktuasi ekonomi dapat dibedakan dalam 4 tipe, yaitu:

  1. Trend Skuler, yaitu suatu golongan arah gerakan ekonomi (bisa keatas bisa juga menjurus kebawah) dalam periode lama. Misalnya bisa terjadi antara 30 tahun – 50 tahun.

  1. Fluktuasi Musim, yaitu fluktuasi kegiatan ekonomi selama periode tertentu. Biasanya satu tahun. Perubahan – perubahan karena pengaruh musim (alam) atau kebiasaan – kebiasaan. Misalnya hari – hari besar yang meningkatkan penjualan.

  1. Fluktuasi yang tidak teratus (irregular), yaitu perubahan akibat dari kejadian – kejadian yang tidak diharapkan. Misalnya bencana alam, banjir, peperangan dan lain sebagainya.

  1. Fluktuasi ( siklis), yaitu perubahan kehidupan ekonomi yang mungkin terjadi walaupun tidak ada kekuatan – kekuatan trend , musiman dan irregular. Misalnya perubahan dalam pendapatan dan kesempatan kerja.

Gerak gelombang konjungtur atau siklus (gelombang naik dan turun) keduanya bisa terjadi dalam waktu 7 tahun, 8 tahun dan kadang – kadang sampai 10 tahun. Apabila satu siklus terjadi selama waktu 7 tahun, maka berarti gelombang naik selama 3 ½  tahun dan gelombang turun 3 ½ tahun.


Gerak gelombang konjungtur dapat dilihat pada gambar berikut ini :

                        
            Y         tahap – tahap siklus
Pendapatan                                                     E         
Maxsimal                                                                  G
C                                   
                                        B
                                                   D
 
                    G                                                                                                             
                                                              E
                                                                                        
                    A                        
                                                                                       X
Waktu (Tahun)
Gambar 6.1.   


Dari gerak gelombang konjungtur dapat dibagi dalam beberapa tahap. Diantaranya sebagai berikut :

1.      Gerak Gemlobang Naik

Terjadi perluasan pada kegiatan ekonomi atau proses ekspensi (lihat garis AC).
Pada masa ekspensi dibagi dalam 2 tahap :

a.       Tahap pemulihan atau recovery ( lihat garis  AB). Pada tahap ini produksi mulai diperbesar. Pendapatan mulai naik dan kesempatan kerja mulai lebih luas lagi.

b.      Tahap konjungtur tinggi ( lihat garis DC ). Pada tahap ini produksi dijalankan pada tingkat yang tinggi sekali. Pendapatan terus bertambah, keadaan semakin mendekati full emplovment. Hamper tidak ada pengangguran dan semua peralatan modal sudah terpakai dalam produksi. Mungkin akan timbul bahaya inflasi.

2.      Gerak Gelombang Turun

Terjadi kemunduran dalam kegiatan ekonomi yang disebut juga proses kontraksi atau kemrosotan ( lihat garis CE ) yang dalam tahap ini terbagi juga dalam 2 tahap :
a.       Tahap resesi atau kemunduran ( lihat garis CD ) resesi biasanya dimulai mulai berkurangnya investasi. Dalam tahap ini tingkat produksi pendapatan dan kesempatan kerja mulai turun serta harganya mengalami kelesuhan.

b.      Tahap depresi atau masa kesempatan ( lihat garis DE )tahap ini merupakan kelanjutan dari tahap resesi, segalanya akan turun berlipat ganda. Kegiatan ekonomi mencapai suatu tingkat yang rendah sekali. Dunia perusahaan tertekan dan investasi sangat rendah, bahkan tidak ada investasi baru.

Gerak gelombang konjungtur ada yang menyebutnya dengan business fluctuation atau business cycles. Fluktuasi – fluktuasi kegiatan semacam itu dirasakan terutama  di Negara industri. Dan gejala seperti itu sudah dikenal sejak masa revolusi industri. Tapi, para ahli ekonomi baru mempelajari gejala naik turunya kegiatan ekonomi terutama sejak krisis dunia tahun 1930 an yang dikenal dengan nama “ the great depression”, dan kemudian dicari jalan bagaimana depresi dapat diatasi atau paling tidak direndahkan, yang selanjutnya hal ini merupakan pangkal perubahan ekonomi modern yang dipelopori oleh “ J.M. KEYNESS”.

KATA-KATA EKONOMI  (ECONOMIC TERM)
Accelerasi Principle               : Penurunan absolut penjualan secara lambat menghasilkan penurunan net investment (incestasi bersih).
Business Cycles                      : Fluktuasi tetapi non pereodik pada kegiatan ekonomi yang terjadi beberapa tahun.
Coost Push Inflation             : Inflasi yang terjadi ketika harga naik disebabkan kenaikan pembayaran terhadap economic factors.

Cyclical Unemplovment        : Unemplovment (pengangguran) yang naik ketika anggregate demand tidak cukup.
Demand Pull Inflation          : Inflasi yang naik ketika anggregete demand lebih besar dari pada kapasitas menghasilkan barang.
Depression                             : Suatu keadaan dimana perekonomian mempunyai tingkat pengangguran yang tinggi dan output secarasubtensial dibawah kapasitas produksi.
Frictiaon Unemplovment      : Pengangguran temporer yang disebabkan factor musim, pindah kerja (switch job), atau orang-orang di angkatan kerja.
GNP Gab                               : Ini mengukur nilai uang yang hilang ketika pengangguran lebih 4%. GNP gab sama dengan potensiil GNP dikurangi aktuaal GNP.
Potensial GNP                       : Ini menyangkut output yang dapat diproduksi pada tingkat full employment. Bila tingkat pengangguran 4% dianggap full employment.
Prosperity                              : Suatu keadaan dimana perekonomian beroprasi pada tingkat full employment. Atau sampai  full employment. Dan produksi maximum atau hamper maxsimum.
Setruktural Implovment       : Pengangguran yang disebabkan perubahan pola permintaan dan atau kemajuan tegnologi. Bias juga didefinisikan, pengangguran yang terjadi karena perubahan setruktur ekonomi.

0 komentar:

Posting Komentar

ABOUT VARIASY

Foto saya
Banyuwangi, Jawa Timur, Indonesia
Variasy merupakan Media pers dibawah naungan BEM-J Ekonomi Syari'ah Blog ini milik Prodi Ekonomi Syari'ah (ESY) Sekolah Tinggi Agama Islam Darussalam (STAIDA)Banyuwangi ini merupakan media kreatifitas milik mahasiswa ESY STAIDA Blokagung Banyuwangi Jawa timur Salam Kreativitas. . .