PERANAN ANALISIS IS-LM DAN AD-AS DALAM PENENTUAN TINGKAT KEGIATAN PEREKONOMIAN




Analisis dalam bagian dua, yang meliputi bab 4 dan 5 telah menerangkan secara mendalam cara-cara penetuan kegiatan perekpnomian Negara dengan memaksimalkan bahwa tingkat bunga dan harga adalah tetap. dengan menggunakan pemisalan-pemisalan tersebut ditunjukan bagaimana perbelanjaan agregat akan menentukan keseimbangan pendapatan nasional dalam perekonomian sederhana ( dua sector) dan perekonomian tertutup (tiga sector), dan bagaimana perubahan dalam perbelanjaan agregat akan mempengarui keadaan keseimbangan yang dicapai. Walaupun ia telah menggambarkan yang berguna dalam menentukan factor-faktor yang menetukan keseimbangan pendapatan nasional, analisis belumlah sepenuhnya mencerminkan keadaan yang berlaku dalam perekonomian. Tingkat bunga dan harga slalu mengalami perubahan dan keduanya adalah variable yang sangat penting dalam mempengarui kegiatan dalam perekonomian. Tingkat bunga dan harga selalu mengalami perubahan dan keduanya adalah variable sangat penting dalam mempengarui kegiatan dalam perekonomian. Oleh sebab itu pengaruh mereka ke atas penetuan tingkat kegiatan perekonomian Negara perlu diperhatikan.
Sebenarnya salah satu dari dua pemisalan dalam analisis dibagian dua, yaitu pemisalan tingkat bunga adalah tetap, sudah mulai tidak digunakan lagi dalam bab tujuh. Dengan memperkenalkan peranan uang dalam perekonomian, dan menerangkan teori Keynes yang menyatakan bahwa tingkat bunga di tentukan oleh permintaan dan penawaran uang telah dirintis analisis yang tidak memisalkan lagi bahwa tingkat bunga adalah tetap. pembatalan bahwa tingkat bunga adal tetap telah menjadi semakin jelas apabila dalam bab 7 di analisis mengenai mekanisme transmisi. Analisis tersebut menunjukan bagaimana perubahan dalam tingkat bunga akan mempengaruhi investasi dan bagaimana investasi yang mengalami perubahan akan mempengaruhi pengeluaran agregat dan penddapatn nasional. Analisis yang telah dimulakan dalam bab 7 tersebut akan disempurnakan dalam bab ini, yaitu dengan memperkenalkan analisis kurva IS-LM, Dalam analisis ini akan dilihat bagaimana keseimbangan pendapatan nasional di capai dalam keadaan tingkat bunga yang dapat mengalami perubahan.
Dalam analisis IL dan LM peristiwa yang berlaku dalam perekonomian perlu dilihat dari dua sudut pandang: dari menganalisis kegiatan sector produksi (sector riil) dan menganalisis kegiatan sector keuangan. Analisis dalam sector riil memperhatikan sifat hubungan di antara tingkat bunga dengan keseimbangan pendapatan nasional. Sifat hubungan tersebut digambarkan oleh kurva IS. Dengan demikian kurva IS dapatlah didefinisikan sebagai suatu kurva yang menggambarkan keseimbangan pendapatan nasional (dan tingkat pendapatan nasional yang dicapai) pada berbagai tingkat bunga.
Dalam analisis mengenai sector keuangan yang diperhatikan ialah hubungan di antara keseimbangan permintaan dan penawaran uang dan tingkat bunga yang ditentukannya dengan pendapatan nasional pada perkembangan tersebut. Apabila diperhatikan kembali cirri-ciri permintaan uang seperti diterangkan dalam Bab Tujuh, dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi pendapatan nasional semakin ke kanan kurva permintaan uang. Ciri permintaan uang seperti ini menyebabkan, apabila penawaran uang tetap, tingkat bunga akan semakin menjadi tinggi pada pendapatan nasional yang semakin meningkat. Maka kurva LM menggambarkan hubungan di antara tingkat bunga yang diwujudkan oleh keseimbangan di antara permintaan dan penawaran uang dengan pendapatan nasional dimana keseimbangan tersebut dicapai.
Analisis makro ekonomi Keynes dikembangkan pada ketika dunia mengalami masalah pengangguran yang sangat serius dalam tahun 1930-an. Sebagai implikasi perkembangan tersebut analisis yang dibuat sangat menitikberatkan perhatian kepada penentuan pengluaran agregat, dan akibat perubahan atau kenaikan agregat ke atas tingkat harga, walaupun masalah kenaikan harga-harga merupakan salah satu aspek penting yang diliputi dalam analisis makro ekonomi. Masalah-masalah inflasi yang makin serius sejak 1960-an mendorong ahli-ahli ekonomi menumpahkan lebih banyak perhatian ke atas perhubungan di antara tingkat harga dan kegiatan perekonimian Negara. Analisis makro ekonomi bukan lagi semata-mata memperhatikan dan membuat analisis mengenai permintaan agregat tetapi juga penawaran agregat. Seterusnya analisis makro ekonomi menganilisis pula penentuan tingkat kegiatan perekonomian dalam keadaan tingkat harga yang berubah-ubah. Sebagai pengenalan kepada analisis seperti itu dalam bab ini akan diterangkan analisis dengan menggunakan kurva AD (aggregate demand) dan AS (aggregate supply) dalam penentuan tingkat kegiatan perekonomian negara.

PEMBENTUKAN KURVA IS
Analisis dalam bab 4 antara lain telah menerangkan factor-faktor yang menentukan investasi perusahaan. Dua factor penentu innvestasi perussahaan yang penting adalah: tingkat pengembalian modal (rate of returns) dan tingkat bunga. Semakin rendah tingkat bunga, semakin banyak investasi dan keadaan ini akan meningkatkan keseimbangan perekonomian dan pendapatan nasional. Ini berarti, semakin rendah tingkat bunga, semakin tinggi pendapatan nasional. Sifat hubungan ini di gambarkan oleh kurva IS. Pembentukan kurva IS dapat dilakukan dua cara:
1.      Mewujudkan kurva IS dari melihat perubahan yang berlaku ke atas keseimbangan pendapatan nasional sebagai akibat perubahan tingkat bunga.
2.      Dengan menggunakan grafik empat kuadrat yang menerangkan perhubungan diantara tingkat bunga, suntikan, bocoran, dan keseimbangan pendapatan nasional.

MEMBENTUK KURVA IS DARI PERUBAHAN KESEIMBANGAN PENDAPATAN NASIONAL
Dalam gambar 8.1 ditunjukan cara memperoleh kurva IS dan perubahan keseimbangan pendapatan nasional. Gambar yang pertama di tunjukan dalam grafik (a), memperlihatkan tiga keadaan keseimbangan yang dilakukan oleh tingkat bunga yang berbeda. Apabila perbelanjaan agregat adalah AE0 perekonomian mencapai keseimbangan pada E0 apabila tingkat bunga dalam dalam perekonomian adalah r0.. pada keseimbangan tersebut pendapatan nasional tersebut adlah Y0 dalam grafik (b), keadaan keseimbangaan pada E0 ditunjukan oleh titik A, yaitu pada keseimbangan pendapatan nasional tetrsebut tingkat bunga adalah r0 dan pendapatan nasional adalah Y0.
            Apabila tingkat bunga menurun, investasi akan meningkat dan seterusnya akan menyebabkan kenaikan perbelanjaan agregat. Dalam grafik (a), penurunan tingkat bunga dari r0 menjadi r1 menyebabkan perbelanjaan agregat berpindah dari AE0 menjadi AE1 dan mewujudkan keseimbangan pendapatan nasional baru dari E1. Pada keseimbangan baru ini pendapatan nasional ini adalah Y1 dalam grafik (b), keadaan keseimbangan yang baru tersebut ditunjukan oleh titik B, yaitu pada tingkat bunga r1, keseimbangan penawaran agregat permintaan agregat dicapai pada pendapatan nasional sebesar Y1.
Kenaikan tingkat bunga mengakibatkan keadaan yang sebaliknya dari yang digambarkan diatas. Dalam grafik (a) ditunjukan, apabila tingkat bunga meningkat menjadi r2, perbelanjaan merosot menjadi AE2 dan mengakibatkan pendapatan nasional merosot menjadi Y2. Dalam grafik (b) keadaan keseimbangan ini di tunjukan oleh titik C, yaitu tingkat bunga adalah r2 dan pendapatan nasional adalah  dan pendapatan nasional adalah Y2.
Gambar 8.1
Y=AE
Text Box: AE1(r1)


AE0(r0)
 
E1


AE2(r2)
 
(a)   Keseimbangan pendapatan
Nasional.
 
                        E0


                   E2
              
            450
         0                 Y2              Y0               Y1                   Pendapatan Nasional







 


r2                     C
                             A
(b) kurva IS
 
r0                                                               N
                    AE>Y   M                        AE<Y
r1                                                               B


 


0                 Y2              Y0              Y1              Pendapatan  nasional.

Apabila titik A, B, dan C, dan titik-titik lain yang diciptakan secara yang diterangkan di atas dihubungkan akan terbentuk kurva IS. Dan dari cara menciptakan kurva IS dapat disimpulkan bahwa ia menggambarkan tingkat keseimbangan pendapatan nasional yang tercapai pada berbagai tingkat bunga.
       Apakah yang akan berlaku dalam perekonomian apabila keadaan yang wujud dalam perekonomian adalah seperti yang di tunjukan oleh titik M atau N pada grafik (b)? titik M menggambarkan tingkat bunga adalah r1, perbelanjaan agregat adalah AE1 dan pendapatan nasional Y1. Fungsi perbelanjaan agregat AE1 berada diatas titik keseimbangan. Keadaan ini menggambarkan adanya kelebihan perbelanjaan agregat (AE>Y) dan kegiatan perekonomian akan mengalami ekspansi. Titik N menggambarkan keadaan yang sebaliknya; yaitu perbelanjaan agregat lebih kecil dari pendapatan nasional (AE<Y) dan kegiatan perekonomian akan mengalami kontraksi. Keadaan perekonomian seperti itu ditunjukan oleh titik N berarti tingkat bunga adalah r0 dan pendapatan nasional adalah dalam grafik (a) ditunjukan, pada tingkat bunga r0 perbelanjaan agregat adalah AE0. Ia berada dibawah AE1, yaitu perbelanjaan agregat yang diperlukan untuk mencapai pendapatan nasional sebanyak Y. keadaan tersebut berarti pada titik N perekonomian akan menghadapi masalah kekurangan perbelanjaan agregat dan kontraksi dalam kegiatan perekonomian akan berlaku.
       Dari uraian mengenai cara membentuk kurva IS diatas dapat disimpulkan:
          I.     Kurva IS menggambarkan titik keseimbangan pendapatan nasional pada berbagai tingkat bunga dan pendapatan nasional.
       II.     Titik di bawah kurva IS (seperti titik M) menggambarkan ketidak keseimbangan dalam perekonomian dimana perbelajaan agregat melebihi pendapatan nasional (AE>Y). kelebihan perbelanjaan agregat tersebut akan menimbulkan ekspansi dalam perekonomian.
     III.     Titik diatas kurva IS (seperti titik N) menggambarkan ketidak keseimbangan dalam perekonomian dimana perbelanjaan agregat kurang dari pendapatan nasional (AE<Y). kekurangan perbelanjaan agregat ini akan mewujudkan kontraksi dalam perekonomian.

CARA LAIN MEMBENTUK KURVA IS
Gambar 8.2 menunjukan cara lain untuk membentuk kurva IS. Dalam kuadran I ditunjukan kurva (j) dalam perekonomian tiga sektoryaitu I + G. fungsi I + G ini berbeda dengan fungsi suntikan yang diterangkan dalam bab 5. Fungsi J disini menghubungkan suntikan dengan tingkat bunga, dan sifatnya ialah: semakin tinggi tingkat bunga, semakin kecil investasi, bentuk kurva J naik dari sebelah kiri kesebelah kanan. bentuk kurva J yang seperti itu menggambarkan bahwa pada tingkat bunga yang relatif tinggi (misalnya r0) jumlah suntikan adalah lebih rendah (yaitu J0) dan pada tingkat bunga yang rendah (misalny r1) jumlah suntikan bertambah tinggi (sebanyak J1).
            Uraian mengenai keseimbangan pendapatan nasional dalm bab 3 dan bab 4 telah menunjukan bahwa sesuatu perekonomian akan mencapai keseimbangan apabila : suntikan = bocoran. Kurva bocoran ditunjukan dalam kuadran III, yaitu kurva W, dan dalam perekonomian tiga sector bocoran tersebut meliputi tabungan dan pajak (S+T). besarnya bocoran tergantung pada pendapatan nasional. Semakin tinggi pendapatan nasional, semakin besar bocoran. Sifat ini digambarkan oleh kurva W dalam kuadran III.
            Kuadran II berfungsi sebagai alat untuk menunjukan keadaan dimana suntikan = bocoran, yaitu keadaan dimana keseimbangan pendapatan nasional dicapai. Kurva suntikan dan bocoran adalah dalam kuadran yang berbeda (yaitu kuadran I dan III) dan dengan bantuan garis J = W yang membentuk sudut 450 dengan sumbu J dan W dalam kuadran II tingkat keseimbangan pendapatan nasional pada sebagai tingkat bunga dapat ditentukan. Hubunga tersebut ditunjukan dalam kuadran IV. Perhatian keadaan di dua keseimbangan yang berikut:
          I.     Pada tingkat bunga r0 suntikan adalah sebanyak J0 dan nilai suntikan ini sama dengan bocoran sebanyak dalam kuadran III. Bocoran sebanyak W0 akan dicapai apabila penndapatan nasional adalah Y0. Dengan perkataan lain, dalam keseimbangan pendapatan nasional yang dicapai pada Y0, bocoran adalah W0 suntikan adalah J0 (yang sama dengan W0), dan tingkat bunga adalah r0. Maka pada tingkat bunga sebanyak r0 pendpatan nasional pada keseimbangan adalah Y0. Keadaan ini digambarkan oleh titik A.
       II.     Apabila tingkat bunga adalah r1, suntikan adalah sebanyak J1. Perekonomian akan mencapai keseimbangan apabila bocoran adalah W1 karena W1 = J1. Bocoran sebanyak W1 akan berlaku apabila pendapatan nasional adalah Y1. Dengan demikian pada kadar bunga r1 keseimbangan pendapatan negara dicapaipada Y1. Keadaan ini digambarkan oleh titik B.
Dengan menghubungkan titik A dan B dan titik – titik lain yang menunjukan perhubungan diantara tingkat bunga dan tingkat pendapatan nasional pada keseimbangan, terbentuklah kurva IS

Gambar 8.2

Perubahan – Perubahan Kurva IS
Dalam perekonomian tiga sector, perubahan kurva IS terutama disebabkan oleh tiga perubahan berikut:
a.       Kenaikan atau penurunan investasi.
b.      Kenaikan atau pengurangan pengeluaran pemerintah.
c.       Kenaikan atau pengurangan pajak.
Perubahan yang dinyatakan dalam (i) dan (ii) akan mempengaruhi kurva suntikan J, sedangkan perubahan yang dinyatakan dalam (iii) akan mempengaruhi kurva bocoran W. masing-masing perubahan tersebut akan memindahkan kurva IS. Untuk mengetahui corak perubahanya, dibawah ini diperhatikan dua perubahan yang berlaku secara terpisah yaitu (i) kenaikan investasi atau pengeluaran pemerintah dan (ii) kenaikan pajak.

Gambar 8.3

KENAIKAN INVESTASI DAN KURVA IS akibat kenaikan investasi akan mewujudkan perubahan yang sama dengan perubahan pengeluaran pemerintah, yaitu ia akan memindahkan kurva suntikan J ke kiri sebagai akibat dari perpindahan ini, pada setiap tingkat bunga perbelanjaan agregat telah menjadi bertambah tinggi dan mewujudkan pendapatan nasional pada keseimbangan yang lebih tinggi pula. Sifat ini digambarkan oleh kurva IS yang semakin ke kanan letaknya, yaitu seperti yang ditunjukan dalam gambar 8.3.
            Dalam gambaran tersebut dimisalkan keadaan yang asal mempunyai cirri-ciri yang berikut: suntikan adalah J, bocoran adalah W dan dengan demikian tingkat keseimbangan pada berbagai tingkat bunga digambarkan oleh kurva IS. Seterusnya dimisalkan investasi bertambah sebanyak    I yang memindahkan kurva suntikan J menjadi J1. Pertambahan pengeluaran pemerintah akan memberi akibat yang sama seperti yang diakibatkan oleh kenaikan investasi, yaitu ia akan memindahkan kurva suntikan J menjadi J1. Sebagai akibat dari perubahan ini pada tingkat bunga sebesar r0 suntikan telah menjadi J2. Berarti pada tingkat bunga r0 pendapatan nasional yang dicapai pada keseimbangan adalah Y2. Keadaan ini ditunjukan oleh titik M. dengan cara yang sama dapat disimpulkan bahwa pada tingkat bunga r1 perekonomian akan mencapai keseimbangan pada pendapatan nasional Y3 dan perhubungan diantara pendapatan nasional dan tingkat bunga ini ditunjukan oleh titik N. Dengan menarik garis melalui M dan N terbentuklah IS1.
Kesimpulan : pertambahan investasi (atau pengeluaran pemerintah) akan memindahkan kurva IS kesebelah kanan.
Akibat kenaikan pajak ke atas kurva IS pajak adalah salah satu komponen dari kebocoran dari aliran pendapatan. Dengan demikian kenaikanya akan menimbulkan perubahan ke atas kurva bocoran dikudrankan III. Sumber bocoran dilihat dari atas ke bawah. Maka kenaikan pajak digambarkan sebagai perpindahan kurva W ke bawah. Kebocoran yang lebih besar mengurangi perbelanjaan agregat. Maka pada setiap tingkat bunga pendapatan nasional pada keseimbangan akan semakin rendah. Dalam grafik, perubahan seperti ini memindahkan kurva IS ke sebelah kiri, yaitu seperti ditunjukan oleh IS1 dalam gambar 8.4.

Gambar 8.4

Pada permulayaan kurva suntikan adalah J. kurva bocoran adalah W dan dengan demikian kurva IS menggambarkan keadaan keseimbangan asal pada berbagai tingkat bunga. Misalkan pajak pertambahan sebanyak    I dan mengakibatkan kurva bocoran berpindah dari W menjadi W1. Pada keadaan yang asal, apabila tingkat bunga adalah r0 pendapatan nasional pada keseimbangan (seperti digambarkan oleh titik A pada IS) adalah Y0. Akibat dari perpindahan W menjadi W1 maka pada tingkat bunga r0, pendapatan nasional pada keseimbangan hanya mencapai Y2. Keadaan ini menunjukan oleh titik M. Keadaan awal yang ditunjukan titik B menggambarkan bahwa tingkat bunga adalah r1 dan pendapatan nasional adalah Y1. Kenaikan pajak menyebabkan pada tingkat bunga sebanyak r1 pendapatan nasional hanya mencapai Y3 dan keadaan ini ditunjukan oleh titik N. Dengan menarik garis melalui M dan N diperolehlah kurva IS1. Kesimpulan: pertambahan pajak akan memindahkan kurva IS sebelah kiri.

Membentuk Kurva LM
Kurva LM menggambarkan keseimbangan yang berlaku dipasaran uang pada berbagai tingkat pendapatan nasional. Uraian mengenai teori moneter yang dikemukakan oleh Keynes telah menunjukan bahwa (i) tingkat bunga ditentukan oleh permintaan dan penawaran uang, dan (ii) salah satu factor yang menentukan oleh permintaan uang adalah pendapatan nasional – yaitu semakin tinggi pendapatan nasional semakin tinggi permintaan uang untuk transaksi dan berjaga – jaga. Kedua-dua factor ini menyebabkan keseimbangan dipasaran uang, yaitu keseimbangan diantara permintaan dan penawaran uang sangat erat hubunganya dengan pendapatan nasional.
Perahtikan contoh berikut. Misalkan, sebagai akibat dari kenaikan dalam pengeluaran agregat, pendapatan nasional bertambah. Pertambahan pendapatan nasional tersebut mengakibatkan permintaan ke atas uang akan naik sebagai akibat kenaikan permintaan uang untuk transaksi. Dengan demikian dalam pasaran uang akan tercapai keseimbangan baru. Apabila keadaan tersebut berlaku pada penawaran uang yang tetap, keseimbangan dan penawaran uang akan dicapai pada tingkat bunga yang lebih tinggi. Keadaan ini telah diterangkan dalam gambar 7.4 di bab yang lalu. Sebaliknya, misalkan pula bank sentral menambah penawaran uang. Pada pendapatan nasional yang tetap, permintaan uang tidak akan berubah. Tetapi karena penawaran uang bertambah keseimbangan permintaan – penawaran uang yang baru akan tercapai dan ini berlaku pada tingkat bunga yang rendah tetapi pendapatan nasional yang tidak berubah. Gambar 7.4 dalam bab yang lalu telah juga menggambarkan keadaan ini. Maka pada hakikatnya analisis menggunakan kurva LM ingin menunjukan hubungan diantara keseimbangan – keseimbangan dipasaran uang (dan tingkat bunga pada keseimbangan tersebut) dengan pendapatan nasional.
Seperti juga dengan cara membentuk kurva IS, dalam pembentukan kurva LM dua pendekatan dapat digunakan yaitu:
1.      Mewujudkan kurva LM dengan menganalisis akibat perubahan pendapatan nasional ke atas keseimbangan permintaan dan penawaran uang dan tingkat bunga yang ditentukan oleh berbagai keadaan keseimbangan yang berlaku.
2.      Dengan menggunakan grafik empat-kuadran yang menerangkan perhubungan diantara tingkat bunga, permintaan dan penawaran uang dan tingkat pendapatan nasional.

MEMBENTUK KURVA LM DARI
PERUBAHAN KESEIMBANGAN SEKTOR KEUANGAN
Gambar 8.5 menunjukan cara membentuk kurva LM dari menganalisis perubahan-perubahan dalam keseimbangan diantara permainan penawaran uang. Terlebih dahulu perhatikan grafik (a). Dimisalkan penawaran uang tidak berubah, yaitu sebanyak Ms sedangkan permintaan uang bergantung kepada tingkat pendapatan nasional. Pada pendapatan nasional Y0 permintaan uang adalah Dm0. Apabila pendapatan nasional bertambah dan mencapai Y1 akan terjaddi kenaikan permintaan uang untuk transaksi dan berjaga-jaga. Maka permintaan uang secara keseluruhanya akan meningkat secara keseluruhanya akan meningkat, yaitu menjadi Dm1. Berdasarkan kepada pemikiran yang baru diterangkan, permintaan uang akan meningkat apabila pendapatan nasional meningkat menjadi Y2, dan misalkan sekarang permintaan uang menjadi Dm2.
            Dalam keadaan dimana penawaran uang adalah sebanyak Ms dan permintaan uang sebanyak Dm0 pasaran uang akan mencapai keseimbangan di E0 dan dengan demikian tingkat bunga adalah r0. Ini berarti pendapatan nasional Y0 pasaran uang mencapai keseimbangan pada tingkat bunga sebesar r0. Sifat hubungan diantara pendapatan nassional keseimbangan dipasar uang dan  tingkat bunga pada keseimbangan tersebut ditunjukan oleh titik A di grafik (b). Apabila pendapatan nasional adalah Y1 maka keseimbangan permintaan dan penawaran dicapai pada E1 dan keadaan ini berlaku pada tingkat bunga sebanyak keadaan ini di tunjukan oleh titik B di grafik (b). Titik C di grafik (b) menggambarkan bahwa pada pendapatan nasional sebanyak Y2 permintaan dan penawaran uang mencapai keseimbangan pada tingkat bunga sebesar r2 – yaitu pada E2 dalam grafik (a). Kurva LM terbentuk dari menghubungkan titik A, B, dan C dan titik lain yang diperoleh dan melihat perhubungan antara (i) pendapatan nasional dan (ii) tingkat bunga yang berlaku didalam pasar uang yang mengalami keseimbangan pada pendapatan nasional tersebut.
            Apakah yang akan terjadi apabila perhubungan diantara perhubungan diantara pendapatan nasional dan tingkat bunga adalah seperti keadaan yang ditunjukan oleh titik M dan N? Titik M menggambarkan bahwa pendapatan nasional adalah Y2 dan tingkat bunga adalah r1. Pada grafik (a) dapat dilihat bahwa apabila pendapatan nasional adlah Y2, permintaan keatas uang ditunjukan oleh kurva Dm2. Berdasarkan kepada kurva permintaan uang ini, pada tingkat bunga sebesar r1 jumlah uang yang diminta pada pendapatan nasional Y2 adalah dm2. Berarti jumlah uang yang diminta (dm2) melebihi penawaran uang (M­s) dan ketidak keseimbangan ini akan menaikan tingkat bunga sehingga r2, yaitu seperti ditunjukan oleh titik E2 dalam grafik (a) dab titik C dalam grafik (b). Titik menggambarkan keadaan yang sebaliknya. Titik tersebut menggambarakan tingkat bunga adalah r2 dan pendapatan nasional adalah Y1. Grafik (a) menunjukan, pada pendapatan nasional Y1 permintaan ke atas uang di tunjukan oleh kurva Dm1 dan dengan demikian padaa tingkat bunga r2jumlah uang yang diminta adalah dm1. Oleh karena penawaran uang adalah Ms, pada r2 terjadi kelebihan penawaran uang (Ms>dm1) dan ini akan mendorong kepada penurunan tingkat bunga sehingga tercapai keseimbangan (Ms=Dm1) yaitu di E1. Dalam grafik (b) keadaan itu di tunjukan oleh titik B.
            Berdasarkan kepada penerangan cara membentuk kurva LM dapatlah dibuat kesimpulan berikut:
1.      Kurva LM pada hakikatnya memberi gambaran tentang hubungan diantara tingkat bunga yang berlaku dipasaran uang (yaitu tingkat bunga yang di tentukan oleh keseimbangan permintaan dan penawaran uang) dengan pendapatan nasional.
2.      Disebelah kiri/atas dari kurva LM akan berlaku keadaan dimana penawaran uang melebihi permintaan uang (Ms>Dm). Ketidak keseimbangan ini akan menurunkan tingkat bunga.
3.      Disebelah kanan/bawah kurva LM akan berlaku keadaan dimana penawaran uang adalah lebih rendah dari permiintaan uang (Ms<Dm). Ketidak keseimbangan ini akan menaikan tingkat bunga.

Gambar 8.5
Gambar 8.6

CARA LAIN MEMBENTUK KURVA LM
Dalam gambar 8.6 ditunjukan cara membuat kurva LM dengan menggunakan grafik 4 kuadran. Dalam kuadran I ditunjukan permintaan uang untuk tujuh spekulasi (Ds). Seperti telah diterangkan dalam bab tujuh, permintaan uang ini ditentukan oleh tingkat bunga, yaitu semakin tinggi tingkat bunga semakin sedikit permintaan uanguntuk tujuan spekulasi. Dapat dilihat pada kuadran I gambar 8.6, pada tingkat bunga r0 permintaan untuk spekulasi hanyalah sebanyak Ds0 sedangkan pada tingkat bunga r1 permintaan uang untuk spekulasi telah meningkat menjadi Ds1.
            Kuadran II menggambarkan jumlah penawaran uang yang nilainya
Dapat dilihat pada sumbu Ds (sumbu yang menunjukan permintaan uang untuk spekulasi) atau sumbu Dt (sumbu yang menunjukan permintaan uang untuk transaksi dan berjaga-jaga). Dimisalkan penawaran uang adalah Ms. Dalam keseimbangan dipasar uang berlaku keadaan berikut: penawaran uang adalah sama dengan permintaan uang untuk spekulasi ditambah dengan permintaan uang untuk transaksi dan berjaga-jaga atau Ms= Ds+Dt. Berdasarkan informasi dalam kuadran II dalam disimpulkan bahwa apabila permintaan uang untuk spekulasi adalah Ds0 maka permintaan uang untuk transaksi dan berjaga-jaga adalah Dt0. (pada sumbu Dt penawaran uang Ms adalah sama dengan MsDto + Dt0, sedangkan MsDto = Ds0. Maka Dto = Ms – Ds0). Seterusnya apabila permintaan uang untuk spekulasi adalah Ds1 maka peermintaan uang untuk transaksi dan berjaga–jaga adalah Dt1.
            Kuadran III menggambarkan hubungan diantara permintaan uang untuk transaksi dan berjaga-jaga dengan pendapatan nasional, yaitu semakin tinggi pendapatan nasional semakin besar permintaan uang untuk kedua – dua tujuan tersebut. Sifat perhubungan ini digambarkan oleh kurva Dt. Berdasarkan kepada kurva Dt tersebut dalam kuadran III ditunjukan, pada pendapatan nasional sebanyak Y, permintaan uang untuk spekulasi dan berjaga – jaga adalah Dt1 dan pada pendapatan nasional sebanyak Y0 permintaan uang untuk spekulasi dan berjaga – jaga adalah Dt0.
            Dari pada ciri-ciri permintaan untuk spekulasi (dalam kuadran I), penawaran uang (kuadran II) dan permintaan uang untuk transaksi dan berjaga – jaga (kuadran III) dalam kuadran IV kurva LM dapat digambarkan. Perhatiakan dua keadaan keseimbangan pada dua tingkat bunga berikut:
a)      Isalkan tingkat bunga adalah . Pada tingkat bunga ini permintaan uang untuk spekulasi adalah dan apabila keseimbangan di pasaran uang berlaku, permintaan uang untuk transaksi dan berjaga-jaga adalah . Permintaan uang untuk transaksi dan berjaga-jaga sebanyak hanya akan berlaku apabila pendapatan nasional adalah . Dengan demikian pada tingkat bunga ro keseimbangan di pasaran uang (penawaran uang = permintaan uang) dicapai apabila pendapatan nasional adalah . Perhubungan ini digambarkan oleh titik B.
b)      Misalkan tingkat bunga adalah . Pada tingakat bunga ini permintaan uang untuk spekulasi adalah  dan permintaan uang untuk transaksi dan berjaga-jaga haruslah mencapai  agar keseimbangan permintaan dan penawaran uang wujud. Dalam perekonomian permintaan untuk transaksi dan berjaga-jaga hanya akan mencapai  apabila pendapatan nasional adalah  Dengan demikian pada tingkat buanga keseimbangan pasar uang dicapai pada pendapatan nasional sebesar . Perhubungan ini di tunjukkan oleh titik A.
Kurva LM dibentuk dengan menghubungkan titik A dan titik B dan titik lain yang ditentukan seperti yang dilakukan untuk memperoleh titik A dan B.

0 komentar:

Posting Komentar

ABOUT VARIASY

Foto saya
Banyuwangi, Jawa Timur, Indonesia
Variasy merupakan Media pers dibawah naungan BEM-J Ekonomi Syari'ah Blog ini milik Prodi Ekonomi Syari'ah (ESY) Sekolah Tinggi Agama Islam Darussalam (STAIDA)Banyuwangi ini merupakan media kreatifitas milik mahasiswa ESY STAIDA Blokagung Banyuwangi Jawa timur Salam Kreativitas. . .