By:
SUMARI MAWARDI
Abstrak
Tujuan
penelitian ini adalah pertama, ingin mengetahui ketrampilan mengajar, kedua,
ingin mengetahui
keadaan minat belajar siswa, ketiga, ingin mengetahui adakah efektivitas
ketrampilan mengajar terhadap minat belajar siswa SMU Muhammadiyah 7 Surabaya.
Pada akhirnya penelitian ini menyimpulkan : pertama,ketrampilan mengajar adalah kemampuan atau kecakapan yang
dimiliki oleh guru dalam usahanya untuk menciptakan kondisi lingkungan kelas
dengan baik, sehingga memungkinkan terjadinya proses belajar mengajar bagi
siswa. Komponen ketrampilan belajar antara lain : ketrampilan bertanya,
ketrampilan memberi penguatan, ketrampilan memberi variasi, ketrampilan
menjelaskan, ketrampilan membuka dan menutup pelajaran, ketrampilan membimbing
diskusi kelompok kecil, ketrampilan mengelola kelas, ketrampilan mengajar
perorangan dan mengenai pelaksanaan ketrampilan mengajar ini sudah terlaksana
dengan baik, hal ini dapat dilihat dari cara guru SMU Muhammadiyah 7 Surabaya
dalam merealisir beberapa ketrampilan mengajar pada saat mengajar di kelas.
Kedua, minat belajar adalah sebagai
aspek psikreasi seseorang yang menampakkan dalam gejala seperti gairah,
keinginan perhatian, perasaan dan kesadaran untuk melakukan proses perubahan
tingkah laku melalui berbagai kegiatan meliputi mencari pengetahuan dan
pengalaman. Dan mengenai minat siswa dalam mencari pengetahuan dan pengalaman
sudah diwujudkan dalam keaktifan mengikuti pelajaran, keinginan pada pelajaran,
perhatian pada materi pelajaran, keaktifan dalam mencatat, keaktifan di luar
sekolah dan dalam membagi waktu belajar. Ketiga, dengan melihat analisis yang digunakan rumus product moment penelitian ini dihasilkan
angka 0,402, sedang pada taraf signifikasi r product moment 5% didapatkan angka
0,279 sehingga dapat dikatakan nilai
hasil penelitian lebih besar dari nilai r product moment, atau 0,402 >
0,279, demikian pula pada taraf signifikasi 1% didapat angka 0,36, r yang
diperoleh juga masih lebih tinggi atau
dapat dikatakan 0,402 > 0,361.
1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam
UUD 1945 pasal 31 ayat 1 disebutkan “Setiap warga negara berhak mendapat
pendidikan.[1] Dari rumusan undang-undang di atas, sudah jelas bahwa hukum yang ada di negara kita memberikan hak
pada setiap warga (orang) untuk menuntut ilmu dan bebas mendapatkan pendidikan
tanpa terkecuali. Pendidikan
bertujuan untuk membawa siswa ke arah yang lebih baik, khususnya pendidikan
Islam. Pendidikan Islam pada hakekatnya adalah suatu proses penggalian,
pembentukan, pendayagunaan dan pengembangan fikir, zikir dan kreasi manusia,
melalui pengajaran, bimbingan-bimbingan, latihan dan pengabdian yang dilandasi
dan dinafasi oleh nilai-nilai ajaran Islam, sehingga terbentuk pribadi muslim
sejati, yang mampu mengontrol kehidupan yang dilakukan sepanjang zaman dengan
penuh tanggung jawab; semata-mata untuk beribadah kepada Allah SWT.[2]
Oleh sebab itu guru hendaknya tidak hanya berperan sebagai tenaga
pengajar saja tetapi juga harus mendidik, terlebih guru agama. Pendidikan
agama tidak hanya mencapai aspek
kognitif, tetapi juga afektif dan psikomotoriknya guna membentuk manusia yang
shaleh dan selalu melakukan norma-norma agama. Motivasi yang diberikan guru
agama dapat membina atau meningkatkan
aktivitas keagamaan siswa.
1.2 Tujuan Penelitian
Beberapa
tujuan yang penulis harapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui motivasi yang diberikan guru agama di SMP Negeri
3 Waru Sidoarjo.
b. Untuk mengetahui aktivitas keagamaan siswa di SMP Negeri 3 Waru
Sidoarjo.
c. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan motivasi yang diberikan
guru agama dengan aktivitas keagamaan siswa di SMP Negeri 3 Waru Sidoarjo, jika
ada seberapa besar hubungan tersebut.
1.3 Rumusan Masalah
Rumusan
masalah adalah berbagai permasalahan yang diangkat dalam tesis ini untuk dicari
pemecahannya. Beberapa permasalahan yang diangkat oleh peneliti adalah:
a.
Bagaimana
motivasi guru agama di SMP Negeri 3 Waru Sidoarjo ?
b.
Bagaimana
aktivitas keagamaan siswa di SMP Negeri 3 Waru Sidoarjo?
c.
Adakah
hubungan antara motivasi guru agama dengan aktivitas keagamaan siswa di SMP
Negeri 3 Waru Sidoarjo, kalau ada seberapa besar hubungan tersebut ?
1.4 Hipotesis
Adapun hipotesis penelitian yang penulis gunakan adalah hipotesis
kerja dan hipotesis nihil yaitu :
a.
Hipotesis
Kerja (Ha)
Hipotesis kerja dalam tesis ini adalah motivasi
guru agama mempunyai hubungan dengan aktivitas keagamaan siswa di SMP Negeri 3 Waru Sidoarjo.
b.
Hipotesis
nihil (Ho)
Hipotesis nihil (Ho) berbunyi
Motivasi guru agama tidak mempunyai hubungan dengan aktivitas keagamaan siswa
di SMP Negeri 3 Waru Sidoarjo.
2. Metode Penelitian
2.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa Kelas II SMP Negeri 3 Waru Sidoarjo pada
tahun ajaran 2003-2004 yang berjumlah 287 siswa.
Kelas II sebagai sampel karena kelas II yang lebih lama dalam
belajar di sekolah sehingga lebih banyak memahami pembelajaran yang diberikan
oleh guru dibanding dengan kelas I. Adapun kelas III sedang sibuk dengan
kegiatan untuk mempersiapkan Ujian Akhir Nasional.
2.2 Sampel
Populasi yang ada adalah 287 siswa. Adapun teknik sampling yang
penulis gunakan adalah teknik random sampling. Jadi dari 287 siswa hanya 72
siswa yang berkesempatan untuk menjadi sampel dalam penelitian ini. Teknik pengambilan sampel adalah mengambil
setiap kelasnya 12 anak, sedangkan jumlah kelas II seluruhnya 6 kelas. Untuk
memudahkan pengambilan maka setiap kelas diambil mulai dari urutan nomor absen 1 sampai nomor absen 12, sehingga
jumlah nya 72 siswa.
2.3 Penentuan Variabel
a. Variabel
Bebas
Variabel
bebas (X) dalam penelitian ini adalah motivasi guru agama dengan indikator
sebagai berikut : Tujuan, Pujian, Mengetahui hasil, Teguran, Hukuman, Saingan.
b. Variabel
Terikat
Variabel Terikat (Y) dalam penelitian ini adalah aktivitas
keagamaan siswa dengan indikator sebagai berikut : Shalat fardlu, Shalat sunat
dluha, Pengajian rutin siswa
2.4 Jenis Dan Sumber Data
a.
Jenis Data
1) Data Kualitatif
Yang termasuk dalam jenis data ini misalnya adalah sejarah berdirinya SMP Negeri 3 Waru
Sidoarjo, motivasi guru agama dan aktivitas keagamaan siswa.
2) Data Kuantitatif
Data ini meliputi dokumentasi mengenai jumlah guru, karyawan,
siswa, sarana dan prasarana SMP Negeri 3 Waru Sidoarjo, dan angka-angka yang
diperoleh dari jawaban angket oleh responden.
b.
Sumber data
Dalam hal ini data yang diperlukan dalam penelitian ini didapat
dari dua sumber yaitu: Library
riseach (riset kepustakaan), Field riset
(riset lapangan)
2.5 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang
digunakan teknik analisis data product moment untuk mengetahui ada tidaknya
hubungan antara variabel bebas / X (motivasi guru agama) dengan variabel
terikat /Y (aktivitas keagamaan siswa). Dengan rumus Product Moment
sebagai berikut :
rxy =
rxy = Angka
Indeks korelasi “r”Product Moment.
N =
Number of Cases.
SXY = Jumlah hasil perkalian antara skor X dan skor
Y.
S X = Jumlah seluruh skor X
3. Hasil Penelitian
a.
Motivasi
yang Diberikan Guru Agama
Kesimpulan dari tabel
tentang motivasi guru agama dengan melihat pada standart penafsiran di atas
adalah sebagai berikut :
1) Guru agama ternyata sering mengikuti dan memperhatikan
perkembangan aktivitas keagamaan siswa, hal ini juga dinyatakan oleh 97,22%
siswa yang menyatakannya, dan hanya 2,78% siswa yang menyatakan kadang-kadang.
Keikutsertaan guru dalam aktivitas keagamaan siswa adalah supaya dapat mengontrol siswa dan siswa
diharapkan dapat termotivasi dengan adanya tindakan guru tersebut.
2) Guru agama ternyata sering
memberikan pengarahan tentang tujuan (pentingnya) mengikuti aktivitas keagamaan, hal ini juga
dinyatakan oleh 91,67% siswa dan hanya 8,33% siswa yang menyatakan
kadang-kadang. Pengarahan tentang tujuan (pentingnya) diadakannya aktivitas
keagamaan tersebut bertujuan agar siswa mengetahui tujuan utamanya dan mungkin
mereka akan termotivasi untuk selalu mengikuti setiap aktivitas keagamaan
siswa.
3) Guru agama ternyata sering memberikan pujian pada siswa yang aktif
dalam mengikuti aktivitas keagamaan siswa, hal tersebut juga dinyatakan oleh
97,22% siswa, sedangkan hanya 2,78% siswa yang menyatakan kadang-kadang.
Pemberian pujian ini bertujuan untuk memotivasi siswa upaya aktif dalam
mengikuti aktivitas keagamaan siswa.
4) Guru agama sering menegur siswa yang kurang aktif mengikuti
aktivitas keagamaan, hal ini juga dinyatakan oleh 95,83% siswa, sedangkan hanya
4,17% siswa yang menyatakan terkadang. Dengan adanya teguran yang dilakukan
oleh guru agama ini diharapkan siswa aktif dalam mengikuti aktivitas keagamaan
sehingga dapat meminimalisir terjadinya pelanggaran-pelanggaran yang mungkin
akan dilakukannya.
5) Tindakan yang dilakukan Guru bila siswa sering tidak mengikuti
aktivitas keagamaan adalah menghukumnya, hal ini dinyatakan oleh 87,5% siswa,
sedangkan hanya 12,5% siswa menyatakan
menegurnya. Tindakan guru tersebut tidak lain hanya untuk membuat anak
tersebut sadar dan jera, yang diharapkan nantinya dia akan giat dalam
mengikuti setiap aktivitas keagamaan.
6) Hukuman yang diberikan guru agama adalah hukuman yang bersifat
mendidik, hal ini juga dinyatakan oleh 87,5% siswa, sedangkan hanya 8,33% siswa
yang menyatakan hukuman fisik dan hanya 4,17% siswa menyatakan hukuman materi.
Pemberian hukuman tersebut tidak lain supaya siswa jera dan termotivasi untuk
mengikuti setiap aktivitas keagamaan.
7) Hukuman yang dilakukan oleh guru agama ternyata dapat membuat
siswa jera dan membuat mereka aktif dalam mengikuti setiap aktivitas keagamaan
di sekolah hal ini juga dinyatakan oleh 70,83% siswa, sedangkan hanya 27,78%
siswa yang menyatakan terkadang saja dapat membuat siswa jera dan hanya 1,39%
siswa yang menyatakan percuma (tidak membuat siswa jera ). Ternyata pemberian
hukuman yang dilakukan oleh guru agama selama ini sudah dapat membuat siswa
jera dan dapat memotivasi mereka untuk giat dalam mengikuti setiap aktivitas
keagamaan.
8) Untuk memotivasi siswa ternyata guru agama juga suka membandingkan
antara siswa yang aktif dengan siswa yang kurang aktif dalam mengikuti
aktivitas keagamaan. Hal ini juga dinyatakan oleh 48,61% siswa, sedangkan
33,33% siswa menyatakan kadang-kadang,
dan 18,06% siswa yang menyatakan tidak pernah. Dengan membandingkan
siswa tersebut di harapkan siswa akan bersaing untuk jadi yang terbaik dan
dengan hal tersebut diharapkan dia akan termotivasi untuk selalu mengikuti
setiap aktivitas keagamaan.
9) Pujian, teguran, dan hukuman yang dilakukan guru agama untuk
memotivasi siswa ternyata sangat disetujui siswa. Hal ini juga dinyatakan oleh
76,39% siswa yang menyetujuinya, sedangkan 20,83% siswa yang menyatakan kurang
setuju dan hanya 2,78% siswa yang menyatakan
tidak setuju. Tindakan yang dilakukan guru tersebut ternyata ditanggapi positif
oleh siswa dan mereka banyak yang menyetujuinya, karena mereka juga sadar bahwa
semuanya itu juga demi kebaikan mereka.
10) Tindakan guru agama dalam memotivasi siswa tersebut ternyata dapat memotivasi siswa. Hal tersebut
juga dinyatakan oleh 75% siswa yang menyatakannya, sedangkan 20,83% siswa yang
menyatakan kadang-kadang, dan hanya 4,17% siswa yang menyatakan tidak dapat memotivasi
siswa. Jadi ternyata siswa memiliki respon yang
berbeda terhadap tindakan yang telah dilakukan guru.
Jadi
demikianlah penyajian data tentang motivasi guru agama yang penulis peroleh
dari beberapa data tentang motivasi guru agama dan dikuatkan oleh adanya
penafsiran dari hasil angket yang ada.
b. Aktivitas Keagamaan Siswa
Kesimpulan dari tabel tentang aktivitas keagamaan dengan melihat
pada standart penafsiran di atas adalah sebagai berikut :
1) Ada aktivitas keagamaan di SMP Negeri 3 Waru Sidoarjo. Hal ini
juga dinyatakan oleh 98,61% siswa dan
hanya 1,39% siswa yang menyatakan kadang-kadang.
2) Ternyata siswa sangat mendukung adanya aktivitas keagamaan di
sekolah,. Hal ini terbukti dengan adanya 80,56% siswa yang menyatakannya, dan
hanya 19,44% siswa yang menyatakan kurang setuju.
3) Di SMP Negeri 3 Waru Sidoarjo memang terdapat program keagamaan
shalat berjamaah, hal ini juga dinyatakan oleh 100% siswa (seluruh) siswa SMP
Negeri 3 Waru Sidoarjo.
4) Sedangkan shalat fardlu yang sering dilakukan di SMP Negeri 3 Waru
Sidoarjo adalah shalat dluhur. Hal ini juga dinyatakan oleh 100% siswa SMP
Negeri 3 Waru Sidoarjo.
5) Selain shalat fardlu
ternyata salat sunat terkadang juga di lakukan di sana seperti shalat
sunat dluha. Hal ini juga dinyatakan oleh 70,83% siswa yang menyatakannya, dan hanya 29,17% siswa yang menyatakan sering
melakukannya (shalat dluha).
6) Disamping pelaksanaan shalat ternyata di SMP Negeri 3 Waru Sidoarjo juga mengadakan
pengajian rutin keagamaan, hal ini terbukti dengan adanya 41,67% siswa yang
menyatakan bahwa di SMP Negeri 3 Waru Sidoarjo sering mengadakan pengajian
rutin keagamaan, sedangkan 55,56% siswa
yang menyatakan kadang-kadang, dan hanya 2,78% siswa yang menyatakan
tidak pernah.
7) Pengajian rutin/insidental yang dilaksanakan di SMP Negeri 3 Waru
Sidoarjo ternyata mendapat respon positif dari para siswa. Hal tersebut
terbukti dengan adanya 50% siswa yang
menyatakan sering mengikuti pengajian rutin/insidental tersebut dan 50% siswa
yang menyatakan kadang-kadang saja mengikutinya.
8) Bimbingan keagamaan misalnya ceramah juga dilakukan oleh guru
agama. Hal ini terbukti dengan adanya 4,17% siswa yang menyatakan sering,
sedangkan 47,22% siswa yang menyatakan kadang-kadang dan 48,61% siswa yang
menyatakan tidak pernah.
9) Pernyataan siswa tentang keikutsertaan mereka pada setiap aktivitas
keagamaan di sekolah ternyata berbeda-beda, antara lain adalah 40,28% siswa
yang menyatakan sering, 5,56% siswa yang menyatakan kadang-kadang, dan 54,17%
siswa menyatakan tidak pernah.
10) Ternyata aktivitas keagamaan yang diadakan di sekolah mendapat
respon positif dari siswa, meskipun ada juga yang merespon negatif. Hal
tersebut dapat kita lihat dari 22,22% siswa yang menyatakan senang, 55,56%
siswa menyatakan biasa saja dan 22,22% siswa yang menyatakan bosan.
11) Tujuan utama siswa mengikuti aktivitas keagamaan tersebut adalah
ibadah. Hal tersebut terlihat dari adanya 94,44% siswa yang menyatakannya,
sedangkan 2,78% siswa yang menyatakan ikut- ikutan dan 2,78% siswa yang
menyatakan terpaksa.
12) Pelaksanaan aktivitas keagamaan yang diadakan di sekolah ternyata
bermanfaat bagi para siswa. Hal tersebut terbukti dengan adanya 40,28% siswa
yang menyatakan dapat mengambil manfaat, 48,61% siswa yang menyatakan
kadang-kadang dan hanya 11,11% siswa menyatakan tidak dapat mengambil suatu
manfaat.
13) Aktivitas keagamaan yang dilaksanakan di SMP Negeri 3 Waru
Sidoarjo ternyata terkadang membawa suatu perubahan positif padanya. Hal
tersebut juga dinyatakan oleh 65,28% siswa, sedangkan 12,5% siswa yang
menyatakan ada perubahan positif pada dirinya dan 22,22% siswa yang menyatakan
tidak ada suatu perubahan apapun pada dirinya.
14) Dalam mengikuti setiap aktivitas keagamaan di sekolah ternyata
terkadang siswa merasa senang, hal tersebut dinyatakan oleh 47,22% siswa, sedangkan
36,11% siswa menyatakan senang, dan hanya 16, 67% siswa yang menyatakan tidak
senang.
15) Aktivitas keagamaan yang dilaksanakan di sekolah ternyata mendapat respon positif dari para siswa. Hal tersebut dapat terlihat pada
tanggapan mereka jika aktivitas keagamaan tersebut berhenti atau tidak berjalan
dengan baik. Tanggapan mereka adalah : 2,77% siswa menyatakan setuju, 48,61%
siswa kurang setuju, 48,61% siswa menyatakan tidak setuju
4. Analisis Data
Dari berbagai data yang telah penulis dapatkan selanjutnya penulis
akan melanjutkan dengan analisa data tentang motivasi guru agama dan aktivitas
keagamaan siswa dengan mencari niliai rata-rata dari prosentase frekuensi skor
3 atau alternatif jawaban (a) karena merupakan jawaban ideal, sehingga
diperoleh analisa data sebagai berikut :
a. Motivasi yang diberikan
guru agama
Untuk mengetahui nilai
rata-rata (Nr) prosentase nilai tentang motivasi guru agama, maka penulis
menggunakan rumus sebagai berikut :
Nr = Jumlah prosentase frekuensi nilai skor a
(3)
Jumlah item pertanyaan
= =
=
82,78%
Selanjutnya penulis akan menafsirkan hasil nilai rata-rata
tersebut yaitu 60,135% dengan melihat
pada standart penafsiran sebagai berikut :
1. 76% - 100% = tergolong baik
2. 56% - 75% = tergolong cukup
3. 52%-55% = tergolong kurang baik
4. Kurang dari 40% tergolong tidak baik
Maka dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata yaitu 82,78% yang
berkisar antara 76%-100% tergolong baik, dalam arti bahwa motivasi yang
diberikan guru agama untuk mendorong siswa supaya giat dan aktif dalam
mengikuti setiap aktivitas keagamaan ternyata sudah baik.
b. Aktivitas keagamaan siswa
Untuk mengetahui nilai rata-rata (Nr) prosentase nilai tentang
aktivitas keagamaan siswa, maka penulis menggunakan rumus sebagai berikut :
Nr = Jumlah prosentase
frekuensi nilai skor a (3)
Jumlah item pertanyaan
=
=
= 50,19%
Maka dapat disimpulkan bahwa hasil nilai rata-rata prosentase
frekuensi skor 3 (a) tentang aktivitas keagamaan siswa yaitu 50,19% dalam standart penafsiran yang
berkisar antara 52%-55% dan tidak kurang dari 40% adalah tergolong kurang baik, artinya aktivitas
keagamaan siswa yang ada di SMP Negeri 3 Waru Sidoarjo belum terlaksana dengan
baik, tetapi hal tersebut dapat diperbaiki dan ditanggulangi dengan adanya
motivasi yang diberikan oleh guru agama sehingga dapat berjalan dengan baik.
Selanjutnya
untuk menjawab permasalahan pokok dalam tesis ini yakni untuk mengetahui ada
tidaknya pengaruh motivasi yang diberikan guru agama terhadap aktivitas
keagamaan siswa, maka penulis akan menggunakan teknik analisa data statistik Product
Moment dengan rumus angka kasar.
Perhitungan koefisien korelasi antara X dan Y dengan menggunakan
teknik analisa data statistik Product Moment, adalah sebagai berikut :
rxy =
=
=
=
=
=
= 0,419
Interpretasi “r” Product Moment :
a. Interpretasi sederhana
Dengan melihat pada besarnya “r” Product Moment rxy =
0,419 yang berkisar antara 0,40 – 0,70 berarti bahwa antara variabel X dan
variabel Y terdapat korelasi yang sedang
atau cukupan.
b. Interpretasi rxy dengan
melihat pada tabel nilai ”r” Product Moment
Sebelum mencari nilai rtabel pada taraf signifikansi 5%
atau 1% terlebih dahulu kita mencari df dengan rumus df = N - nr jadi 72 – 2 =
70 ; df = 70. Maka besarnya rtabel pada taraf signifikansi 5% =
0,232 dan pada taraf signifikansi 1% = 0,302. Jadi karena pada taraf
signifikansi 5% maupun 1% rxy > rtabel (0,232 <
0,419 > 0,302) maka berarti hipotesa alternatif di setujui dan hipotesa nihil ditolak.
Jadi dapat disimpulkan bahwa antara variabel X (motivasi guru agama) dan
variabel Y (aktivitas keagamaan siswa) terdapat korelasi positif yang
meyakinkan.
Dari kedua interpretasi terhadap rxy diatas dapat
penulis simpulkan bahwa antara motivasi guru agama dan aktivitas keagamaan
siswa terdapat korelasi positif yang sedang atau cukup.
5. Kesimpulan Dan Saran
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan
permasalahan yang yang telah di bahas dan diteliti oleh penulis sebagaimana
terdadapat dalam bab-bab sebelumnya, maka sebagai suatu jawaban dari
permasalahan yang ada, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
a.
Motivasi
yang di berikan guru agama di SMP Negeri 3 Waru Sidoarjo untuk mendorong siswa
dalam mengikuti setiap aktivitas keagamaan baik dengan cara penyampaian tujuan,
mengetahui hasil, pujian, teguran, hukuman dan saingan ternyata sudah baik. Hal
tersebut juga terbukti dari hasil analisis nilai rata-rata data prosentase
hasil angket tentang motivasi guru agama yang mencapai nilai rata-rata 82,78%,
dan nilai tersebut dalam standart penafsiran termasuk dalam katagori baik.
b.
Aktivitas
kagamaan siswa yang terdapat di SMP Negeri 3 Waru Sidoarjo ternyata banyak
sekali diantaranya adalah pelaksanaan sholat fardlu terutama sholat dluhur,
sholat sunnat dluha yang dilaksanakan setiap dua minggu sekali tepatnya pada
hari senin, dan pengajian rutin/insidental keagamaan. Aktivias keagamaan
tersebut ternyata belum berjalan baik artinya masih terdapat berbagai kendala
dalam pelaksanaannya. Hal tersebut juga terbukti dari hasil analisis nilai
rata-rata data prosentase hasil angket tentang aktivitas keagamaan yang mencapai
nilai rata-rata 50,19%, dan nilai tersebut dalam standar penafsiran termasuk
dalam katagori kurang baik, tetapi hal
tersebut dapat diatasi dengan adanya motivasi yang diberikan oleh guru agama
terhadap siswa agar selalu giat dalam mengikuti setiap aktivitas keagamaan di
sekolah sehingga kendala yang ada dapat diatasi dan aktivitas keagamaan dapat
berjalan sebaik mungkin.
c.
Setelah
dilakukan analisis data tentang pengaruh motivasi guru agama terhadap aktivitas
keagamaan siswa dengan menggunakan teknik analisis data Product Moment yang
mencapai nilai 0,419 dalam ancer-ancer “r” Product Moment termasuk dalam
katagori sedang atau cukup artinya motivasi guru agama cukup
berpengaruh terhadap aktivitas keagamaan siswa di SMP Negeri 3 Waru
Sidoarjo.
5.2 Saran
Berdasarkan
kesimpulan di atas maka saran-saran saran-saran yang dapat penulis sampaikan
adalah:
a.
Motivasi perlu
untuk diberikan pada siswa terutama guru
agama yang telah banyak mengajarkan nilai-nilai yang terkandung dalam agama,
karena pada saat ini banyak materi keagamaan yang telah diberikan pada
seseorang tenyata tidak membuahkan hasil. Untuk itu perlu adanya dorongan dari
orang lain agar mereka tetap terarah dan tetap menjalankan perintah Allah
swt.
b.
Pembinaan
aktivitas keagamaan yang dilakukan sejak dini tertnyata lebih baik, baik di
rumah, sekolah, ataupun di lingkungan masyarakat, karena hal tersebut akan
membuat anak terbiasa melakukan aktivitas keagamaan. Hal tersebut misalnya
dengan adanya program aktivitas keagamaan yang diadakan di sekolah ssecara
rutin, dan Insya Allah mereka akan menjadi generasi muslim yang intelektualnya
tinggi dan agamis
0 komentar:
Posting Komentar